Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Skrining Hipotiroid Kongenital
Kamis (27/06), Seksi Kesehatan Keluarga dan gizi (Kesga & Gizi) menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi Skrining Hipotiroid Kongenital 27 Puskesmas se-Kabupaten Demak. Kegiatan yang diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Demak ini merupakan upaya Dinas Kesehatan dalam Memonitoring Kasus Hipotiroid Konginental serta meningkatkan kapasitas Bidan Koordinator di Puskesmas jika menemukan kasus Hipotiroid Konginental.
Kurangnya produksi hormone tiroid pada bayi sejak lahir atau bisa disebut hipotiroid kongenital (HK) dapat berakibat fatal. Hipotiroid Kongenital adalah sebuah keadaan dimana kerja kelenjar tiroid pada anak menurun atau bahkan tidak berfungsi sejak lahir, sehingga bayi tersebut kekurangan hormone tiroid. Keterlambatan mengembalikan fungsi tiroid normal pada bayi dapat mempengaruhi pertumbuhan, maturasi fungsi organ serta kerusakan yang menetap pada otak.
Selama kehidupan janin dan awal postnatal hormon tiroid penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan system saraf pusat. Untuk itu penting dilakukan pemriksaan fungsi tiroid pada ibu hamil, terutama pada awal kehamilan bila didapatkan kecurigaan gangguan tiroid. Selain itu program screening bayi baru lahir untuk mendeteksi hipotiroid konginetal juga disarankan sebagai langkah utama pengobatan dan pencegahan.
“Masalah Hipotiroid Konginental dapat dicegah dengan dilakukan deteksi dini melalui skrining hipotirid kongenital (SHK),” ujar narasumber dalam kegiatan Skrining Hipotiroid Konginental. Selain itu Skrining masal bayi baru lahir (SMN) dapat sebagai upaya pencegahan terus-menerus terhadap dampak berat HK
Jangan tunggu gejala muncul, jika bayi hipotiroid dan terlambat ditangani maka akan menyebabkan keterbelakangan mental yang permanen. Sebab, gangguan tiroid tidak ada gejala yang muncul/ terlihat saat bayi lahir. Jika sudah muncul gejala itu tandanya pertumbuhan telah mengalami keterlambatan dan sulit untuk diperbaiki.