Anemia Terjang 4 dari 10 Remaja Putri di Demak, Ini Tindakan Pemkab
DEMAK – Gerakan pencegahan anemia pada remaja puteri giat dilaksanakan di Kabupaten Demak. Seiring masih tingginya angka penderita anemia, khususnya di kalangan remaja puteri, yang masih berada di 34 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dr H Ali Maimun MKes menjelaskan, dari tahun ke tahun tren penurunan angka penderita anemia di Kabupaten Demak terpantau cukup signifikan. Dimulai pada 2020, saat anemia masih berada pada angka 74 persen, atau 7 dari 10 remaja puteri terdiagnosa anemia.
Lanjut pada 2021, yang mulai tampak ada penurunan signifikan, yakni 54 persen atau 5 dari 10 remaja puteri terdeteksi anemia. Begitu pun pada 2022, penurunan tajam terjadi ketika angka anemia turun drastis di angka 34 persen atau 4 dari 10 remaja puteri anemia,” ujarnya.
Walau demikian, penanggulangan anemia tetap menjadi ‘PR’ yang mesti segera diselesaikan. Seiring dampak anemia yang cukup mengkhawatirkan. Yakni berpotensi menyebabkan keguguran saat masa kehamilan, pendarahan saat melahirkan, hingga bayi lahir dengan berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR).
Sehubungan itu Dinas Kesehatan Kabupaten Demak berkomitmen memberantasnya. Diawali dengan merunut munculnya anemia, hingga penelitian mengarah pada remaja puteri sebagai target penanggulangan anemia.
Mengapa remaja puteri? Sebab remaja puteri di masa datang adalah calon ibu hamil dan melahirkan. Sehingga kesiapan serta kesehatan fisik harus disiapkan sejak dini. Termasuk tubuh yang sehat tanpa anemia.
Mengapa remaja puteri? Sebab remaja puteri di masa datang adalah calon ibu hamil dan melahirkan. Sehingga kesiapan serta kesehatan fisik harus disiapkan sejak dini. Termasuk tubuh yang sehat tanpa anemia.
“Sebab anemia tidak cukup hanya dengan memperhatikan asupan gizi dan nutrisi yang cukup, namun juga mesti diimbangi dengan olahraga dan/atau aktivitas fisik sebagaimana dianjurkan dalam GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,” tandas dr Ali Maimun.