SBH Wonosalam l Bagi-Bagi Telur Cegah Stunting
DEMAK- Stunting merupakan suatu kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding anak sebayanya. Sebagai akibat kekurangan gizi kronis, yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, dampak pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Sehubungan itu, Saka Bakti Husada (SBH) Pangkalan Puskesmas Wonosalam l sebagai kader penggerak pembangunan kesehatan membantu membagikan telur kepada anak-anak di posyandu binaan Puskesmas Wonosalam l sebagai bagian upaya pencegahan masalah stunting. Karena dengan pemberian protein hewani berupa telur, yang mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kepala Puskesmas Wonosalam l dr Maria Ulfah menuturkan, SBH adalah wadah pengembangan pengetahuan dan pembinaan keterampilan di bidang kesehatan bagi pelajar. SBH telah meningkatkan citra Gerakan Pramuka dalam kiprahnya menjadi pelopor hidup bersih dan sehat.
“Sebagai kader penggerak pembangunan bidang kesehatan, aksi Gerakan Pramuka SBH mempercepat capaian dan cakupan upaya kesehatan sangat dibutuhkan. Termasuk membantu pencegahan masalah stunting di wilayah kerja Puskesmas Wonosalam l lewat program Aksi Cegah Stunting (acting). Seiring masuknya Kecamatan Wonosalam pada deret kecamatan lokus stunting,” ujarnya, didampingi Petugas Promoter Kesehatan Puskesmas Wonosalam l Nurul Imamah.
Menurut dr Maria Ulfah stunting tidaklah terkait dengan genetik. Pada anak yang stunting, tak hanya pertumbuhan saja yang terganggu tetapi juga kecerdasannya. Meskipun faktor utama terjadinya stunting ialah kekurangan gizi kronis, ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi. Beberapa di antaranya ialah lingkungan dan hygienis sanitasi, pola asuh orang tua dan budaya, serta ketersediaan pangan dalam rumah tangga .
“Maka meski pencegahan stunting utamanya dari pemenuhan gizi ibu dan anak, sosok ayah juga menjadi faktor penting dalam hal tersebut. Sebab selain dengan mencukupi gizi ibu dan anak, dukungan moril dan materiil juga diperlukan,” pungkasnya. *