Ngobras di Radio Suara Kota Wali dengan tema Kaki Gajah
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada hari senin (12/10) ngobrol bareng di Radio Suara Kota Wali dengan tema Kaki Gajah.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, menjelaskan menjelaskan “Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria (microfilaria) yang dapat menular dengan perantaraan nyamuk sebagai vektor. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki yang menimbulkan dampak psikologis bagi penderita dan keluarganya. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat, dan negara.
Penyakit Kaki Gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi. Saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, dan Armigeres yang dapat berperan sebagai vektor filariasis. Tetapi vektor utamanya adalah Anopheles farauti dan Anopheles punctulatus. Hasil penelitian menyebutkan bahwa beberapa spesies dari genus Anopheles disamping berperan sebagai vektor malaria juga dapat berperan sebagai vektor filariasis.
Larva infektif yang disebut mikrofilaria memiliki panjang sekitar 200-250 um serta lebar 5-7 um yang bersarung. Bedanya diantara Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, hanya Brugia timori yang sarungnya tidak menyerap pewarna sehingga tidak kelihatan bersarung di mikroskop. Juga yang membedakan ketiga spesies ini, pada spesies Brugia, terdapat inti tambahan terutama di ujung ekor serta karakteristik lain seperti jarak mulut, panjang tubuh. Perkembangan dari larva muda hingga menjadi larva infektif di dalam tubuh nyamuk berlangsung selama 1-2 pekan sedangkan dari mulai masuknya larva dari nyamuk ke tubuh manusia hingga menjadi cacing dewasa berlangsung selama 3-36 bulan. Meski terkesan gampang sekali tertular oleh nyamuk, namun pada kenyataannya diperlukan ratusan hingga ribuan gigitan nyamuk hingga bisa menyebabkan penyakit filarial.
Cacing jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe, bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung. Mikrofilaria ini hidup di dalam darah dan terdapat di aliran darah tepi pada waktu tertentu saja yang mempunyai periodisitas. Pada umumnya, Microfilaria Wucheria bancrofti bersifat periodisitas nokturna, artinya mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari, mikrofilaria terdapat di kapiler dalam paru, jantung, ginjal dan sebagainya.